3 Januari 2013

Balada Wong Cilik

Memang susah kalau kita dilahirkan dari keluarga yang sangat miskin. Namun, seiring jalannya proses kehidupan. Kesusahan demi kesusahan yang timbul dari stigma sebuah kemiskinan itu bisa menjadi landasan untuk selalu berusaha sekuat tenaga. Yang mengesankan dari cara hidup orang-orang kecil di nusantara adalah cara hidup santai dan harmonis. Menyikapi tantangan-tantangan hidup dengan melakoninya, mengikutsertakan diri ke dalam tantangan tersebut.

Hal tersebut memanglah sederhana, tapi nyata. Banyak sekali rakyat kalangan bawah bekerja sebagai apasaja, yang penting hari ini bisa makan. Ada gelandangan, pengemis di pinggiran jalan, pemulung, dan masih banyak sekali profesi-profesi dari kalangan bawah yang tidak lepas dari anggapan bahwa pekerjaan itu memang pantas mereka dapatkan.

Nusantara ini sungguh ironis. Penderitaan terpendam dari rakyat-rakyat kecil merupakan hal yang dianggap lumrah oleh pemerintahnya. Dan, masih sangat minim sekali pemberdayaan untuk rakyat kecil. Adanya malah mengedepankan ego individu maupun kelompoknya sendiri.

Orang bilang tanah kita, tanah surga. Tapi, kenapa juga ada yang bilang seperti neraka.

Tanah sesubur Indonesia sangat jarang sekali ditemukan di belahan bumi. Dengan tingkat kesuburan tanah yang tinggi itu, kenapa harus ada sebuah lembaga yang mengatur. Biarkan saja, toh itu semua hanya tempat garapan sementara. Jadi, tidak ada saling klaim bahwa ini punya saya, itu milik saya, ini itu milik anda.

Terkatung-katungnya nasib rakyat kecil Indonesia tak lepas dari sumber daya manusianya sendiri. Kadang di Indonesia, dari sekian banyak rakyat kecil yang hidup mempunyai mutu sumber daya manusia tinggi. Tapi, pemfasilitasan dari lembaga kenegaraan tidak tahu menahu, bahkan sama sekali tak akan memberi ruang eksplorasi bagi rakyat kecil tersebut.

Mau melawan tak bisa. Dirampas semua kekayaan nusantara dalam kedok kerjasama.

Jadi, kalau tidak ada suatu gagasan yang menjadi solusi untuk kemajuan bangsa. Mana mungkin Indonesia akan jadi mercusuar dunia. Yang ada malah, anak tiri dari negara-negara adidaya. Ayo dong Indonesia. Rakyat-rakyat kecil itu tak butuh gubrisan politik atau obrolan basi tentang negara. Mereka butuh makan, dan asuransi kehidupan juga. Mereka bukan kerumunan tanaman padi yang minta keselamatan dan menomorsatukan orang-orangan sawah yang berdiri mematung di tengah-tengahnya.

0 Masukan:

Posting Komentar