Awh, kepala
ini serasa mau pecah. Sendut-sendut tak keruan.
Itulah yang
saya rasakan ketika sakit kepala saya kambuh lagi. Entah sakit apa yang saya
derita, sehingga sakit kepala itu sering sekali kambuh. Kekurangan makan, bisa
jadi. Atau apa, saya juga tidak paham betul tentang penyakit yang saya rasakan
itu.
Kalau saya
sedang sakit seperti itu, biasanya saya akan membenturkan kepala saya
perlahan-lahan ke tembok atau lantai. Karena dengan begitu sakit kepala itu
sedikit terkurangi.
Saya tak
biasa mengkonsumsi obat-obatan kimia yang dijual secara kommersial oleh
pembuatnya. Pernah, dulu saya sakit kepala yang sangat berat dan membuat saya
hampir tak sadarkan diri. Lantas orang di sekeliling saya mengisyaratkan agar
minum obat ini, atau obat itu. Yang katanya langsung menyembuhkan penyakitnya
tanpa efek. Lalu, tanpa berpikir panjang dan dalam keadaan pusing saya mencari
toko yang menjual obat tersebut. Kemudian saya menelannya tanpa menggunakan
makanan maupun minuman.
Beberapa
menit setelah saya menelan obat sakit kepala yang dikatakan manjur tadi, saya
merasakan adanya efek tertentu yang malah membuat kepala saya tambah pusing.
Dan mual-mual ingin muntah. Pandangan saya mulai kabur dan saya tak lagi mampu
berdiri seolah bumi sedang mengalami gempa.
Dalam batin
saya bergemuruh "Mungkinkah ini sebuah derita kematian?". Saya pun
memuntahkan isi perut ke ember yang sudah saya siapkan sejak merasakan adanya
efek mual-mual tadi.
Dan, ada
teman saya datang bertanya "Kamu kenapa, kok sampai muntah-muntah seperti
ini?".
Suaranya
menjadi lirih. Ketika saya mencoba mendengarnya. Sepertinya sedikit waktu lagi
saya sudah tak sadarkan diri total.
Saya sudah
tak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Pasrah. Hanya itu yang terngiang-ngiang
di batin saya. Saya meraung, menjerit kesakitan. Histeris dan mulai panik.
Orang-orang
di sekitar saya mencoba menenangkan saya. Saya dikerumuni oleh beberapa orang.
Semuanya seperti membaca jampi-jampi, atau mantra pengusir roh jahat. Sembari
saya masih meraung-menjerit kesakitan.
Mulai dari
dua tangan dan dua kaki saya dipegang oleh mereka dengan sekuat tenaga mereka.
Seolah saya ini hewan buas yang sulit sekali untuk menaklukkannya. Tapi, mereka
juga terus saja membisikkan mantra-mantra aneh seperti awal tadi.
Saya mencoba
membelot dari pegangan mereka. Dan menuju ke arah tembok beton. Mencoba
membenturkan kepala saya ke tembok tersebut. Tapi, mereka sungguh kuat. Mereka,
teman-teman saya yang terus mencoba menenangkan dengan kata-kata. Namun, semua
suaranya terdengar tambah lirih. Saya hanya mendengar jeritan sakit saya
sendiri.
Kata-kata
terakhir yang saya dengar sebelumnya ialah "Pasrah !".
Hampir
setengah jam saya histeris, meronta kesakitan. Tenaga yang tersisa dari tubuh
saya pun mulai melemah. Saya sudah tak bisa melawan mereka yang memegangi tubuh
saya lagi. Saya pun pasrah. Pasrah sepasrah-pasrahnya. Namun, saya belum pinsan
juga.
Mereka
meletakkan saya di lantai yang sudah berantakan bercampur muntah-muntahan saya
tadi. Dan saya sudah tidak mampu berdiri lagi. Mereka memandangi saya dan
berbisik-bisik tidak jelas antara satu dengan yang lainnya. Lantas mereka mulai
beranjak pergi satu persatu entah ke mana. Saya sudah tidak bisa melihat jauh.
"Pasrah
!" Dan saya memejamkan mata dengan berlumuran muntah-muntahan yang berlendir
dan bau itu.
Detik-detik
itu penuh penderitaan. Nyawa sudah di ujung tanduk. Kemudian gelap dan hening.
Rasa sakit di kepala pun juga hilang. Untuk yang terakhir kalinya. Batin saya
membisikkan sebuah pertanyaan "Apakah ini mati?".
Ahstagaaa :O *mendramatisir* aku ngga berharap besok saatnya aku mati, aku bahkan kepikiran 'apakah ini rasanya mati?' -____
BalasHapusehiyaa. blogwalking hehehe. main balik yaaa. follbek if dont mind :)))
asmaismi.blogspot.com
terimaksiih... telah baca" tulisan saya, sudah aku follow kok blog kamu... ^_^
BalasHapusorang yg mengingat mati selama 4 kali dalam hidupnya dijamin masuk surga, katanya ^^,
BalasHapussalam kenal :3
Eh, apaiya... salam kenal jugaa,,,
Hapus