20 Januari 2013

Pasrah Untuk Mati


Awh, kepala ini serasa mau pecah. Sendut-sendut tak keruan.



Itulah yang saya rasakan ketika sakit kepala saya kambuh lagi. Entah sakit apa yang saya derita, sehingga sakit kepala itu sering sekali kambuh. Kekurangan makan, bisa jadi. Atau apa, saya juga tidak paham betul tentang penyakit yang saya rasakan itu.



Kalau saya sedang sakit seperti itu, biasanya saya akan membenturkan kepala saya perlahan-lahan ke tembok atau lantai. Karena dengan begitu sakit kepala itu sedikit terkurangi.



Saya tak biasa mengkonsumsi obat-obatan kimia yang dijual secara kommersial oleh pembuatnya. Pernah, dulu saya sakit kepala yang sangat berat dan membuat saya hampir tak sadarkan diri. Lantas orang di sekeliling saya mengisyaratkan agar minum obat ini, atau obat itu. Yang katanya langsung menyembuhkan penyakitnya tanpa efek. Lalu, tanpa berpikir panjang dan dalam keadaan pusing saya mencari toko yang menjual obat tersebut. Kemudian saya menelannya tanpa menggunakan makanan maupun minuman.



Beberapa menit setelah saya menelan obat sakit kepala yang dikatakan manjur tadi, saya merasakan adanya efek tertentu yang malah membuat kepala saya tambah pusing. Dan mual-mual ingin muntah. Pandangan saya mulai kabur dan saya tak lagi mampu berdiri seolah bumi sedang mengalami gempa.



Dalam batin saya bergemuruh "Mungkinkah ini sebuah derita kematian?". Saya pun memuntahkan isi perut ke ember yang sudah saya siapkan sejak merasakan adanya efek mual-mual tadi.



Dan, ada teman saya datang bertanya "Kamu kenapa, kok sampai muntah-muntah seperti ini?".

Suaranya menjadi lirih. Ketika saya mencoba mendengarnya. Sepertinya sedikit waktu lagi saya sudah tak sadarkan diri total.



Saya sudah tak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Pasrah. Hanya itu yang terngiang-ngiang di batin saya. Saya meraung, menjerit kesakitan. Histeris dan mulai panik.



Orang-orang di sekitar saya mencoba menenangkan saya. Saya dikerumuni oleh beberapa orang. Semuanya seperti membaca jampi-jampi, atau mantra pengusir roh jahat. Sembari saya masih meraung-menjerit kesakitan.



Mulai dari dua tangan dan dua kaki saya dipegang oleh mereka dengan sekuat tenaga mereka. Seolah saya ini hewan buas yang sulit sekali untuk menaklukkannya. Tapi, mereka juga terus saja membisikkan mantra-mantra aneh seperti awal tadi.



Saya mencoba membelot dari pegangan mereka. Dan menuju ke arah tembok beton. Mencoba membenturkan kepala saya ke tembok tersebut. Tapi, mereka sungguh kuat. Mereka, teman-teman saya yang terus mencoba menenangkan dengan kata-kata. Namun, semua suaranya terdengar tambah lirih. Saya hanya mendengar jeritan sakit saya sendiri.



Kata-kata terakhir yang saya dengar sebelumnya ialah "Pasrah !".



Hampir setengah jam saya histeris, meronta kesakitan. Tenaga yang tersisa dari tubuh saya pun mulai melemah. Saya sudah tak bisa melawan mereka yang memegangi tubuh saya lagi. Saya pun pasrah. Pasrah sepasrah-pasrahnya. Namun, saya belum pinsan juga.



Mereka meletakkan saya di lantai yang sudah berantakan bercampur muntah-muntahan saya tadi. Dan saya sudah tidak mampu berdiri lagi. Mereka memandangi saya dan berbisik-bisik tidak jelas antara satu dengan yang lainnya. Lantas mereka mulai beranjak pergi satu persatu entah ke mana. Saya sudah tidak bisa melihat jauh.



"Pasrah !" Dan saya memejamkan mata dengan berlumuran muntah-muntahan yang berlendir dan bau itu.



Detik-detik itu penuh penderitaan. Nyawa sudah di ujung tanduk. Kemudian gelap dan hening. Rasa sakit di kepala pun juga hilang. Untuk yang terakhir kalinya. Batin saya membisikkan sebuah pertanyaan "Apakah ini mati?".

4 komentar:

  1. Ahstagaaa :O *mendramatisir* aku ngga berharap besok saatnya aku mati, aku bahkan kepikiran 'apakah ini rasanya mati?' -____


    ehiyaa. blogwalking hehehe. main balik yaaa. follbek if dont mind :)))

    asmaismi.blogspot.com

    BalasHapus
  2. terimaksiih... telah baca" tulisan saya, sudah aku follow kok blog kamu... ^_^

    BalasHapus
  3. orang yg mengingat mati selama 4 kali dalam hidupnya dijamin masuk surga, katanya ^^,
    salam kenal :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh, apaiya... salam kenal jugaa,,,

      Hapus